Penjelasan Rukun Iman Ke 1 Iman Kepada Allah Keyakinan Ahlussunah Waljamaah

Sebelum menjelaskan rukun iman itiqad ahlusunah waljamaah kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan ahlusunah waljamaah, ahlusunah waljamaah itu yaitu itiqad atau / keyakinan yang disusun dan dibukukan oleh imam abul hasan al asyari, yaitu sebagai mana beberapa keyakinan yang ada di dalam al-quran dan hadits yang dijalankan oleh rasulullah dan para sahabatnya, yaitu ada 6 bagian yang 1 dalam keyakinan yang berhubungan dengan ketuhanan, yang ke 2 yang berhubungan dengan malaikat ke 3 yang berhubungan dengan kitab 4 yang berhubungan dengan rasul ke 5 yang berhubungan dengan hari kiamah dan yang ke 6 nya yang berhubungan dengan qodho dan qodar.

Yang 6 ini yaitu yang ada dalam sabda rasulullah saw yang ada dalam hadits:

Sabda rasulullah tentang rukun iman
Sabda rasulullah tentang rukun iman


ARTINYA:
Yaitu malaikat jibril bertanya kepada nabi saw, oleh nabi dijawab: yang disebut iman yaitu harus beriman engkau kepada allah dan kepada para malaikatnya dan kepada kitab kitanya dan kepada para rasulnya dan kepada hari akhir (hari kiamah), dan kepada qodar yaitu bagusnya qodar dan buruknya qodar (kepastian allah).

Yang pertama dari rukun iman yang 6 yaitu iman kepada allah yang di artikan oleh tasdiq (benar), yang isinya qobul (nerima), dan idi'an (mengakui) yang timbul dari marifat kepada allah dengan beberapa sifatnya, apakah yang disebut sifat jamal dan yang disebut sifat jalal yaitu yang menunjukan akan ke esaan allah dan menunjukan akan maha besarnya allah yaitu kita harus meyakini bahwa allah itu sebagai tuhan dan hamba mengabdi kepadanya yaitu menerima akan ajaran allah serta mengenal dulu kepada yang di imankannya, yaitu harus mengetahui beberapa sifat allah dulu sebagai mana yang diterangkan didalam kitan qifayatul awam:

Sifat Allah dalam kitab qifayatul awam
Sifat Allah dalam kitab qifayatul awam

ARTINYA:
Yaitu wajib ke semua orang yang mukalaf harus mengetahui beberapa keyakinan yang 50 serta dalil-dalilnya yaitu untuk menghasilkan 2 kalimah syahadah yang menyelamatkan dunia akhirat.

Maka untuk panjang lebarnya didalam marifat (mengetahui), yaitu harus mengkaji ilmu tauhid maka disini kita rangkum, yaitu allah itu dzat yang wajibul wujud artinya allah ada karena ada ciptaannya, dan wujud haqiqi tidak terdahului oleh tiada, dan tidak di akhiri oleh tiada, yaitu qodim dan baqo artinya tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya yaitu terdahulu dan kekal, dan allah ta'ala tidak sama dengan makhluknya didalam dzatnya dan sifatnya dalam bahasanya dan isinya, maka allah bukan djirim dan zisim dan tidak termasuki oleh arod (baru).

Tapi allah itu dzat wajibul wujud yang bersifat dengan sifat kesempurnaan, dan allah itu berdiri dengan dzatnya yang tidak membutuhkan yang mengadakan dan tidak membutuhkan tempat.

Nur allah itu maha esa, esa dalam dzatnya dan esa dalam sifat-sifatnya dan esa didalam perbuatannya, yaitu diluar allah tidak ada satu dzatpun yang menyerupai allah.

Dan maha esanya allah tidak tersusun dari beberapa bagian, maha bersih allah dari keyakinan golongan muja simah (orang yang menyamakan allah), atau musyrikin dan lagi diluar allah tidak ada yang mempunyai sifat yang sama dengan sifat allah, yang sama dalam isinya dan bahasanya.

 Dan adapun sama bahasa dan beda isi, seperti allah berkuasa dan kekal, dan presiden kuasa seperti allah berkuasa dan kekal, maka itu beda didalam isinya, sebab kekuasaan allah itu satu sifat yang mampu untuk mengadakan semua mumkinat dan sifatnya qodim, sedangkan kekuasaan presiden itu dikuasakan oleh allah dan baru serta terbatas, dan diizinkan oleh allah didalam hakikatnya, maka menetapkan akan adanya sifat yang sama bahasanya beda isinya maka itu boleh tidak apa-apa.

Yang dilarang oleh agama, yaitu kita tidak boleh meyakini bahwa diluar allah ada yang mempunyai kekuasaan yang sigmfatnya qodim dan mampu untuk mengadakan semua mumqinat (menciptakan alam), maka hal tersebut akan menyebabkan kemusyrikan.

Dan lagi diluar allah tidak ada yang mempunyai perbuatan yang memberi jejak, dan segala perbuatan makhluk itu diciptakan oleh allah sebagai maan firmannya:

Firman Allah
Firman Allah


ARTINYA:
Allah itu yang menciptakan kalian semua dan menciptakan perbuatan kalian, akan tetapi ciptaan ini ada yang ikhtiari (berusaha) dan ada juga yang idhthirori (yang tidak usahakan), maka disini ahli sunah waljamaah meyakininya pertengahan antara kaum jabariah dan kaum qodariah, yaitu kaum jabariah meyakini bahwa semua pekerjaan manusia itu dipaksa oleh allah sedangkan manusia tidak mempunyai pilihan seperti bulu ayam yang diterbangkan terbawa oleh angin, sedangkan kaum qodariah meyakini akan adanya kekuasaan dari makhluk yaitu makhluk mempunyai kekuasaan dan allah bebas tidak melakukan apa-apa.

Maka keyakinan ahli sunah itu meyakini bahwa sesungguhnya perbuatan manusia itu tidak semuanya dipaksa dan tidak semuanya bisa ikhtiar, akan tetapi manusia wajib berusaha dan mempunyai ikhtiar kepadabyang di perintahkan, hanya saja kasab itu ikhtiarnya jejaknya dipaksa oleh allah, sehingga banyak orang yang ikhtiar (Usaha) tapi tidak berhasil.

Nah itu panjang lebarnya ada didalam kitab tauhid.

Dan lagi allah itu dzat yanh maha kuasa yaitu kesifatan oleh sifat qudrot yaitu yang berkuasa mengadakan semua mungkinat dan allah Tersifat oleh sifat irodat, yaitu yang menentukan semua perkara bakal di adakan dan di tiadakan oleh sifat qudhrot, yaitu semua perkara bakal di adakan oleh sifat kudhrot, itu ditentukan oleh sifat irodat.

Dan allah itu yang bersifat oleh sifat ilmu yaitu satu sifat yang qodim untuk mengetahui semua perkara yaitu semua perkara apakah yang wajib atau yang mustahil atau yang mumqin, apakah yang maujud (kelihatan)atau yang madum (tidak kelihatan), itu semuanya diketahui oleh sifat ilmunya allah, dan dzat allah ta'ala yang hidup yang mengesahkan akan adanya sifat idrokaat yaitu adanya allah hidup maka allah mengetahui dan allah berkuasa.

Dan lagi allah bersifat oleh sifat sama basor artinya melihat allah dan mendengar yaitu semua maujudat itu di ketahui oleh allah dengan sifat bashornya dan kedengaran oleh sifat samanya, nah ini sifat sama basor itu bukan sifat ilmu maka dalam hubungannya beda, yaitu sifat bashor hanya sekedar untuk melihat setiap yang di adakan (maujudat).

Maka perkara yang belum ada itu tidak terhubung oleh sifat bashor, tapi sudah terhubung oleh sifat ilmu, yaitu perkara yang belum ada itu tidak kelihatan oleh sifat bashor tapi diketahui oleh sifat ilmu, sebab mustahil allah mau menciptakan sesuatu yang belum di ketahui pembuktiannya, yaitu mustahil allah menciptakan seingatnya (sembaranga).

Maka manusia juga jika mau membuat roti contohnya maka sudah diketahui oleh hatinya bentuk rotinya, sebab jika tidak tahu bentuk rotinya yaitu sembarangan, itu tidak akan jadi rotinya, jangan-jangan hanya jadi alem.

Dan allah itu berfirman yaitu tersifati oleh sifat qalam, yang firmannya:

Firman allah
Firman allah

Nah ini sifat qalamnya allah itu satu sifat yang qodim yang menetap didalam dzat allah yang bukan dengan suara dan bukan huruf, qalam allah itu ada 2 macam dalam sebutannya yaitu ada qalam madluul yaitu yang disebut qalam munafsi fil ajali yang berdiri didalam dzatnya, dan ada qalam dal yaitu kitan al quran, al quran itu qalam allah yang sudah di catat yang menunjukan akan isinya yang menwrap didalam dzat allah dan dalilnya itu kumplit didalam kitab tauhid.





Share on Facebook
Share on Twitter
Tags :

Related : Penjelasan Rukun Iman Ke 1 Iman Kepada Allah Keyakinan Ahlussunah Waljamaah