20 Kaum Mu'tazilah, Al-khoyaathiyyah, Al-jaahidziyyah, Al-ka'biyyah, Al-jabaa'iyyah, Al-bahsyamiyyah

Masih membahas tentang kaum mutazilah, pembahasan kali ini kita akan membahas kaum yang ke 16 sampai ke 20, mudah-mudahan dengan adanya pembahasan ini kita dapat dengan mudah membedakan antara ahlisunah dengan kaum yang lainnya.

KAUM AL-KHOYAATHIYYAH
Al-khoyaa thiyyah
Al-khoyaa thiyyah
Dan golongan ke 16 nya yaitu al-khoyatiah yaitu golongan husain bin abi amral khoyat mereka berkata akan adanya kekuasaan dari makhluk dan mereka menyebutkan sesuatu yang tidak ada dengan sesuatu, dan dengan zauhar dan dengan arod yaitu sesuatu dan zauhar dan arod walaupun tidak ada atau belum ada itu sudah disebut zauhar dan arod.

Dan yang dimaksud dengan irodat allah yaitu allah ta'ala tidak dipaksa dan tidak memaksa, dan irodat itu didalam perbuatan alah itu maksudnya menciptakan dan didalam perbuatan hambanya allah itu memerintah, dan yang disebut kaunuhu samian basiron itu maksudnya yang mengetahui kepada yang di ikuti oleh sama dan oleh basor, dan ucapan:
Anahu yar zatahu aughoirohu
Anahu yar zatahu aughoirohu
Itu maskudnya allah yang mengetahui.

Keyakinan ini menurut ahlisunah itu adalah sesat, sebab didalam perbuatan makhluk itu diciptakan oleh allah, dan perkara yang tidak ada itu tidak boleh disebut syaiun atau zauhar atau arod, dan sesungguhnya irodat allah itu menentukannya allah dengan tidak terpaksa apakah didalam perbuatan allah atau didalam perbuatan hamba.

Dan yang dimaskud dengan kaunuhu samian basiron itu maksudnya allah ta'ala itu yang mendengar serta yang melihat kepada beberapa perkara yang di adakan oleh allah, bukan diartikan dengan yang mengetahui, sebab beda antara sifat bashor dan sifat ilmu, dan maksudnya kaunuhu yaro dzatahu itu allah melihat akan dzatnya dan terhadap yang lainnya.

KAUM AL-JAAHIDZIYYAH
Al-ja hidziyah
Al-ja hidziyah
Dan yang ke 17 nya yaitu golongan al-jahidziyah, yaitu golongan amr bin bahr al-zahidh, mereka berkata bahwa sesungguhnya pengetahuan (Ilmu) itu semuanya doruri (Terbuka), tidak membutuhkan terhadap pikir, dan sesungguhnya beberapa jisim itu mempunyai watak, dan tidak boleh tidak ada zauhar dan orang ahli neraka itu di ajak masuk oleh neraka tidak dimasukan oleh allah, dan baik dan buruk itu perbuatan hambanya, dan quran itu jasad yang sudah bolak balik terkadang jadi laki-laki dan terkadang jadi perempuan, nah keyakinan firkoh jahidiah ini itu adalah sesat menurut ahlisunah, sebab pengetahuan itu tidak semuanya doruri (Terbuka), dan sesungguhnya jisim itu tidak mempunyai watak yang mendatangkan jejak, tetap ditentukan oleh allah.

Dan zauhar itu mungkin tidak adanya tidak mustahil, dan ahli neraka itu dimasukan oleh allah kedalam neraka dengan perantaraan malaikat.

Dan perbuatan baik dan buruk itu tetap ditentukan oleh allah dan quran itu isinya qalam allah yaitu sifat yang qodim yang berdiri didalam dzat allah.

KAUM AL-KA'BIYYAH
Al-ka'biyah
Al-ka'biyah
Dan ke 18 nya golongan mutazilah yang disebut al-kabiyah, yaitu golongan abil qosim bin muhammad al-kalbi, mereka berkata bahwa sesungguhnya perbuatan allah itu suka terbukti tidak dibarengi oleh irodat, dan allah itu tidak melihat akan dzatnya dan yang lainnya, ini juga keyakinannya sesat.

Sebab menurut ahlisunah semua perbuatan allh itu dengan irodatnya (biqodhoihi waqodarihi) artinya: yaitu dengan ketentuannya dan prakteknya.

Dan allah melihat dan mengetahui akan dzatnya dan sifat melihat itu bukan mengetahui, tapi bisa dipastikan yang kelihatan pasti diketahui.

KAUM AL-JABAA IYYAH
Al-jaba iyah
Al-jaba iyah
Dan ke 19 yaitu firqoh al-zaba'iyah, yaitu golongan bai ali al-zaba'i, mereka berkata bahwa sesungguhnya irodat alah itu baru, dan alam itu akan rusak dengan sendirinya, dan allah itu dzat yang berfirman dengan firman yang dibuat oleh allah didalam jisim, seperti yang kedengaran oleh kanjeng nabi musa alaihi salam, dan allah tidak akan bisa kelihatan disyura dan hamba itu yang membuat pekerjaannya, dan mereka berkata bahwa sesungguhnya orang yang melakukan dosa besar itu tidak disebut mukmin dan tidak disebut kafir, dan jika meninggal tidak pernah taubat maka akan kekal didalam nerakanya.

Dan golongan mu'tazilah itu tidak menetapkan adanya karomah untuk wali, dan wajib kepada allah untuk orang yang mukalaf harus menyempurnakan akalnya dan mencawiskan beberapa sebab taklifnya, ini sama pendapatnya dengan abu hasyim yaitu anaknya ali al-zabai, dan kemudian abu hasyim ini mengadakan aliran sendiri bahwa sesungguhnya allah itu mengetahui bukan dengan sifat dan adanya allah itu yang mendengar dan yang melihat, itu artinya dzat yang hidup tidak akan rusak.

Pendapa abi ali al-zaba'i ini itu bertentangan dengan ahli sunah, sebab menurut ahlisunah sesungguhnya irodat allah itu qodim dan qalam itu akan rusak yaitu ditiadakan oleh sifat qudrotnya .

Dan menurut ahlisunah bahwa sesungguhnya allah itu yang berfirman dengan sifat qalamnya yang qodim yang menetap didalam dzatnya allah, dan sesungguhnya dzat allah itu akan dilihat disurga dan perbuatan hamba itu diciptakan semuanya oleh allah, dan yang melakukan dosa besar itu tetap disebut mukmin walaupun disiksa tetap bakal keluar kemudian masuk kesurga dan sesungguhnya wali allah itu mempunyai karomah dengan beberapa riwayat dari al-quran dan hadits, dan menurut ahlisunah tidak ada suatu perkara yang wajib kepada allah, dan lagi sesungguhnya allah itu mengetahui dengan sifat ilmunya alah yang qodim yang menetap didalam dzat allah dan kaunuhu samian basiron itu maksudnya bukan yang hidup tapi di artikan oleh dzat yang melihat dan yang mendengar oleh sifat samanya dan sifat bashornya.

KAUM AL-BAHSYAMIYYAH
Al-bahsyamiyah
Al-bahsyamiyah
Dan ke 20 nya yaitu mu'tazilah al-bahsyamiyah, yaitu golongan abil hasim bin ali al-zaba'i, itu madzhabnya sama seperti madzhab bapaknya tapi pisah didalam alirannya dari bapakya, dengan membolehkan akan adanya kecelaan dan siksa dengan tidak maksiat, dan menetapkan bahwa tidak ada taubat didalam dosa besar kalau sambil membiasakan kepada dosa yang lain, serta mengetahui buruknya, dan tidak sah taubat serta tidak kuasa melakukan dosa, seperti taubat dari memukul sesudah lemas tangan, dan ilmunya allah yang satu itu tidak mengikuti kepada 2 yang maklum serta tafsirannya dan allah mempunyai tingkah yang ma'lum tidak majhul serta tidak qodim dan tidak baru, nah ini juga keyakinannya menurut ahlisunah itu adalah sesat, sebab orang yang tidak maksiat tidak berhat adanya tercela dan siksa.

Dan yang taubat dari satu dosa itu sah dengan mengakhiri dari dosa itu, walaupun dosa yang lainnya suka dilakukan, maka jika taubat dari perjinahan itu cukup dengan menyebut dari melakukan jinah walaupun dirinya sedang marah.

Dan menurut ahlisunah sah orang bertaubat saat tidak kuasa melakukan dosa, seperti taubat dari dosa melukai didalam tingkah keadaan tangannya sedang lumpuh, dan ilmunya allah itu bisa mengikuti kepada beberapa ma'lum yang banyak dan mustahil allah mempunyai tingkah yang tidak maklum dan tidak majhul tidak qodim tidak baru.

Nah itulah pembahasan dari ke 20 kaum mutazilah yang dapat di terangkan disini, mudah-mudahan artikel ini dapat bermanfaat untuk kalian, jangan lupa bagikan juga atikel ini kepada yang lainnya ya.





Share on Facebook
Share on Twitter
Tags :

Related : 20 Kaum Mu'tazilah, Al-khoyaathiyyah, Al-jaahidziyyah, Al-ka'biyyah, Al-jabaa'iyyah, Al-bahsyamiyyah