Ilmu Tasawuf | Larangan Hati Atau Maksiat Batin

Assalamualaikum wr wb, pada kesempatan kali ini kami akan menerangkan tentang ilmu tasawuf, pembahasan kali ini akan menjelaskan tentang larangan hati atatu maksiat batin, ini sangat diperlukan sekali untuk diketahui agar bisa menjaga diri dari maksiat, dalam pembahasan kali ini yang dimaksud dengan Larangan hati itu banyak sekali tapi yang akan dibahas disini hanya 19 perkara saja, nah berikut dibawah pembahasannya.

Ilmu Tasawuf  Larangan Hati Atau Maksiat Batin
Larangan Hati

1 SAROHUTAM
Artinya sangat senang memerbanyak makanan atau memperbanyak warna makanan, maka itu haram kalau makanannya dari yang haram, atau makanan mubah sampai mudharat maka itu menjadi haram, adapun makanan yang halal serta tidak mudharat maka itu tidak haram akan tetapi banyak bahayanya.

2 SAROHUL QALAM
Artinya sangat senang memperbanyak berbicara, maka yaitu haram kalau yang dibicarakannya hal yang haram, dan jadi mubah kalau bicaranya adalah hal yang mubah, akan tetapi banyak bahayanya.

3 GODOG
Artinya marah karena hawa nafsu, maka itu haram jika menuruti marah karena nafsu, kalau marahnya membahwa kepada perbuatan yang haram, seperti memukul orang atau menyakiti, adapun marah karena allah ta’ala seperti marah kepada orang yang berbuat maksiat maka yaitu tidak haram, bahkan diperintah oleh syara.

4. HASAD
Artinya dengki, hakikatnya dengki yaitu suka hati dan mengharapkan hilang nikmat dari orang lain, atau mengharapkan datangnya bahaya kepada orang lain dan suka ketika datang bahaya kepada orang lain, maka itu hukumnya haram akan terhapus pahala segala amal yang sudah diperbuat oleh orang hasad tadi.
Lawannya hasad yaitu adalah nasihat, yaitu suka ketika orang lain mendapatkan nikmat dan dapat kebaikan maka itu wajib sekedar nolak hasad yaitu jumlah taat batin.

5 BUKHUL
Artinya pelit, dan hubul maali artinya suka memperbanyak harta, artinya pelit itu ada 2 perkara:
1. Tidak mau membelanjakan hartanya terhadap perkara yang diwajibkan oleh syara seperti zakat dan lain-lain, maka itu haram.
2. Tidak mau membelanjakan hartanya terhadap perkara yang diwajibkan oleh maru’ah, artinya budi pekerti: yang pantas kepada setiap orang seperti tidak mau memberi kepada orang yang butuh sedikit uang, maka itu tidak haram, akan tetapi tidak baik dan banyak bahayanya.
Lawannya pelit yaitu saho, artinya dermawan maka itu wajib nisbat kepada yang wajib contoh zakat dan lain-lain, dan sunah nisbat kepada yang sunah seperti sidkoh dan lain-lain.

6 HUBUDUNYA
Artinya sangat suka terhadap dunia, hakikatnya hubudunya yaitu suka kepada segala perkara dan semua kelakuan yang tidak bermanfaat sesudah mati seperti semua permainan dan semua perhiasan dan harta yang lebih dari sekedar hajat untuk ibadah dan yang tidak menolong terhadap ibadah maka itu haram karena suka terhadap barang-barang dan kelakuan yang haram.

Dan jadi mubah karena suka terhadap barang-barang dan kelakuan yang mubah, yang lebih dari sekedar hajat untuk ibadah, akan tetapi banyak bahayanya dan sangat dicela oleh syara, yaitu biangnya semua keburukan.

Lawan dari hubudunya yaitu juhud, hakikatnya juhud adalah tidak suka terhadap dunia walaupun gampang menghasilkannya, jika datang dunia (harta) kepadanya tidak dengan kesusahan dan halal maka orang itu merasa susah hatinya dan kalau tidak ada dunia (harta) darinya maka orang itu senang hatinya, dan tidak suka mencari perkara yang tidak ada dan tidak suka mengambil barang yang lebih dari kadar hajat untuk ibadah.

Adanya hukum juhud itu wajib, nisbat terhadap harta yang haram, dan jadi sunah nisbat kepada harta yang haram serta banyak faedahnya yaitu sumber semua kebaikan.

7 HUBBUL JAHI
Artinya suka terhadap kemegahan, hakikatnya hubul jahi adalah suka dan ingin memiliki hati orang yaitu ingin tunduk orang kepadanya dan menuruti segala perintahnya dan memuji-muji orang kepadanya dan suka orang melayani dan memberi keapdanya, hukum hubul jahi itu haram jika dihasilkannya kemegahan itu dari jalan yang haram seperti menipu atau dilarang oleh syara, seperti perintah raja-raja yang dzalim, atau dihasilkan dari jalan sihir atau ilmu atau amal ibadah yang tidak ikhlas.

Adapun kemegahan dari jalan yang mubah/wenang seperti oleh kepandaian harta yang dihasilkan dari harta yang mubah/wenang maka itu jadi boleh tetapi jangan berlebihan sekedar menolak diketahui oleh orang supaya senang ibadah saja, tetapi banyak bahanyanya.
Lawannya hubul jahi adalah hubul khumuul, yaitu tidak suka diketahui dirinya oleh orang lain dan suka tidak di hormat tidak diangungkan oleh orang maka itu jumlah ta’at batin serta wajib sekedar nolak hubul jahi yang haram, dan sunah selamanya serta banyak faedahnya serta gampang ikhlas semua amal kebaikan.

8 QIBIR
Qibir artinya sombong, hakikatnya qibir yaitu merasa dirinya lebih mulia dari pandangan allah ta’ala daripada daripada orang lain, karena punya ilmu dan amal dan harta dan kekuatan, mak yaitu haram selamanya walaupun kepada orang kafir, serta dosa besar dan jika di dohirkan qibirnya (sombongnya) dalam pembicaraan atau kelakuan maka yaitu dinamakan takabur, maka itu tetap haram, keuali kepada orang kafir dan orang yang takabur maka boleh memperlihatkan sombongnya, tapi jangan dibarengi dengan hati maka wajib sombong itu dihilangkan di dalam hati.

Sedangkan lawannya qibir adalah tawadhu yaitu mempunyai rasa rendah diri dari pada orang lain, maka itu jumlah taat batin serta wajib ketika datang qibir sekedar menolak qibir itu, dan sunah dikekalkan selamanya ketika tidak datang qibir.

9 UJUG
Hakikatnya ujug adalah yaitu merasa dirinya punya sifat kesempurnaan seperti ilmu dan amal kebaikan dan kekuatan badan atau kebaikan badan atau pekerjaan, serta lupa hatinya tidak ingat bahwa sifat kesempurnaan itu datangnya dari allah, serta merasa aman hatinya tidak takut kesempurnaan itu dihilangkan oleh allah ta’ala, maka yaitu haram dan dosa besar serta akan menghapus pahala amal kebaikan dan akan hilang sifat kesempurnaan dari dirinya.
Sedangkan lawannya ujug adalah dzikrul minnah yaitu ingat hatinya ketika mempunyai perasaan ada sikap kesempurnaan didalam dirinya bahwa sifat itu semata-mata dari allah ta’ala, tidak mempunyai perasaan hasil dari kekuatan dirinya, serta takut banget dihilangkan sifat itu oleh allah ta’ala, maka zikrul minah itu wajib jumlah ta’at batin ketika datang ujub sekedar nolaq ujug itudan sunnah dikekalkan selamanya ketika tidak datang ujug.

10 RIYA
Hakikatnya ria yaitu berbuat amal kebaikan karena supaya dapat kemanfaatan di dunia yang tidak diniatkan buat menolong terhadap amal kebaikan, seperti mengaji atau ibadah supaya di puji oleh orang atau di agungkan atau disukai orang atau karena mlu oleh orang atau supaya luas rizkinya dan sebagainya, maka itu haram serta dosa besar akan menghapus pahala ibadahnya.
Lawannya riya yaitu ikhlas hakikatnya ikhlas adalah ibadah karena supaya dapat pahala di akhirat atau semata-mata karena menjung-jung perintah allah ta’ala dan mencari keridhoannya, yaitu jumlah toat batin yang wajib kepada semua orang didalam setiap beramal ibadah serta besar faedahnya akan diterima amal itu oleh allah ta’ala.

11 SUM’AH
Hakikatnya sumah yaitu menceritakan amal kebaikan yang sudah dijalankan supaya kedengaran oleh orang yang tidak mengetahui dan supaya orang lain suka terhadap dirinya dan lain-lain, riya yaitu haram kalau niatnya begitu serta akan menghapus pahala amal itu, adapun jika niatnya menceritakan amal itu karena mndzohirkan nikmat allah ta’ala terhadap dirinya atau supaya orang mendengar mengikuti amalnya maka itu boleh bahkan sunah, kalau menceritakan amal buruk yang sudah terlewati itu bukan sumah tetapi haram menceritakannya akan tambah-tambah dosanya kecuali maksiat yang ada hadnya seperti zinah dan meminum arak maka menceritakan kepada hakim supaya di had (dihukum) maka itu boleh tetapi utamanya jangan diceritakan lebih baik taubat kepada allah ta’ala saja, dan kecuali menceritakan keapda orang yang diupat atau yang didzolim oleh dirinya karena mau taubat maka itu wajib kalau tidak membawa fitnah.

12 JAZA’
Artinya putus asa, hakikatnya jaza yaitu sangat hatinya terhadap penyakit atau kesusahan dunia ingin cepat hilang penyakitnya atau susahnya karena disangka lebih baik sembuh daripada sakit maka yaitu haram akan menghapus pahala penyakit itu atau kesusahan itu.

Lawannya jaza’ itu sabar terhadap yang mudharat, yaitu sabar terhadap kesusahan dunia, hakikatnya sabar terhadap yang mudharat yaitu menahan nafsu dari putus asa sekiranya tetap nafsu didalam menahan penyakit, tidak kesal ingin cepat sembuh karena ingat bahwa penyakit itu sudah ditakdirkan yaitu ditentukan oleh allah ta’ala maka sabar yaitu jumlah ta’at batin yang wajib terhadap orang mukhalaf sekedar nolak putus asa dan pahalanya sangat besar, begitu juga wajib sabar terhadap ta’at yang wajib yaitu menahan nafsu dan menetapkan nafsu terhadap kesusahan mengerjakan ta’at yang wajib, adapun sabar terhadap ibadah yang sunah maka yaitu sunnah begitu juga wajib sabar terhadap meninggalkan maksiat, yaitu menahan nafsu dan menetapkan nafsu terhadap kesusahan meninggalkan maksiat, adapun sabar dari mengerjakan yang makruh maka itu sunnah.

13 SUKHTU QOHADAILAH
Artinya benci terhadap hukum allah ta’ala, hakikatnya sukhtu yaitu hatinya mencela kepada semua yang ditakdirkan oleh allah ta’ala kepadanya Karena disangkanya perkara yang di datangkan oleh allah ta’ala kepadanya itu semuanya buruk dan tidak maslahat maka sukhtu khadailah itu haram serta dosa besar akan dimurkai oleh allah ta’ala.

Lawannya sukhtu khadailah adalah aridho bil khada’i yaitu wajib jumlah taat batin sekiranya menolak terhadap sukhtu khada’i, hakikatnya ridho adalah suka hati yaitu tidak mencela hatinya terhadap semua yang ditakdirkan oleh allah ta’ala kepadanya, balik suka hatinya terhadap yang ditakdirkan oleh allah karena yakin semua yang ditimpakan oleh allah kepadanya itu yang bagus dan yang maslahat, dan didalamnya banyak hikmah yakni faedah walaupun kita tidak mengetahui hukumnya.

14 ISHRAR ALA MAKSIAT
Artinya membiasakan hati menjalankan maksiat, maka itu haram akan menambah banyak dosa sehingga dosa kecil juga akan menjadi dosa besar karena membiasakan maksiat, sedangkan hakikatnya ishrar adalah menjalankan 1 maksiat serta niat mau diulangi lagi sampai nyata diulanginya lagi sebelum taubat dari dosa yang pertama, sedangkan lawannya ishrar adalah mubadarah taubat yakni menyegerakan taubat dari setiap maksiat yang dilakoninya sebelum melakoni maksiat yang keduakalinya.

Hakikatnya taubat yaitu ada 3 rukun, yang 1 meninggalkan maksiat itu, 2 niat didalam hati tidak akan menjalankan maksiat itu lagi, 3 menyesal hati terhadap maksiat itu yang sudah dilakoninya, selebihnya jika dosa pada manusia maka harus dikembalikan haknya yang di dzolim dan harus minta dihalalkan dan minta dimaafkan kesalahannya, maka taubat itu jumlah taat batin yang wajib kepada semua orang yang menjalankan maksiat dan sangat besar faedahnya dan akan di sayangi oleh allah ta’ala.

15 AMNUN MIN MAKRILAH
Yaitu selamat dari siksaan allah ta’ala, hakiktnya amnun adalah tidak takut terhadap siksa allah ta’ala yang sudah dijanjikan kepada semua orang yang bermaksiat sampai merasa ringan hatinya dari segala maksiat dan tidak punya perasaan bahwa dirinya itu buruk karena menjalankan maksiat itu bahkan merasa dirinya akan selamat tidak akan mendapatkan siksa sebab lupanya orang itu terhadap keagungan allah dan kemuliaanya, maka amnun min makrilah itu haram serta dosa besar.

Lawannya manun adalah haufullah yakni takut terhadap siksa allah ta’ala yaitu jumlah taat batin yang wajib kepada semua orang mukhalaf sekedar mencegah dari melakoni maksiat dan mencegah dari meninggalkan pekerjaan taat yang wajib, dan sunah sekedar mencegah dari pekerjaan makhruh, dan sekedar mencegah meninggalkan ibadah sunah.

Hakikatnya hauf yaitu merasa takut hatinya terhadap siksa allah ta’ala sampai tidak berani mengerjakan maksiat atau meninggalkan ta’at dan takut tidak akan diterima amalnya oelh allah ta’ala sebab kurang ikhlasnya dan takut dirubahkan kelakuannya yang baik jadi buruk, dan takut mati tidak membawa iman sebab ingat terhadap keagungan allah ta’ala dan kekuasaannya.

16 KUFUR NIKMAT
Yakni tidak mensyukuri terhadap nikmat allah ta’ala hakikatnya kufur nikamt itu tidak mengagungkan kepada yang memberi nikmat dan menjalankan nikmat allah ta’ala terhadap suatu perkara yang dibenci oleh allah ta’ala dan tidak ingat bahwa nikmat itu pemberian allah ta’ala maka yaitu haram.

Lawannya kufur nikmat adalah sukur yaitu wajib jumlah taat batin hakikatnya sukur yaitu sekurang-kurangnya mengetahui hati dan ingat bahwa nikmat itu pemberian allah taala dan mengagungkan hatinya kepada allah taala yang memberi nikmat itu dan nimat itu dijaga tidak dipakai untuk menjalankan sesuatu yang dibenci oleh allah taala.

Kesempurnaan sukur yaitu harus dijalankan nikmat terhadap semua perkara yang diridhoi oleh allah ta’ala serta bahagia hatinya terhadap nikmat yang diberikan oleh allah taala dan memuji kepada allah taala, maka sukur yang pertama yaitu yang wajib kepada semua orang mukhalaf dan sukur yang kedua itu sunah kepada semua orang mukhalaf.

17  ADAMUS TSIQOTI BIDHOMAANILAHI TA’ALA LIRIZQI
Artinya tidak percaya kepada tanggungan allah ta’ala terhadap rizqin hakikatnya adamus tsiqoh yaitu buruk sangka terhadap allah yakni tidak kuat hatinya memegang akan janji allah ta’ala yang memberi rizki hatinya takut tidak datang rizki itu sampai bimbang hatinya dengan usaha mencari rizki sebab melihat kebiasaan rizki itu harus ada sebabnya dan tidak ingat terhadap kekuasaan allah taala yang menyampaikan rizki walaupun tidak dengan sebab, maka yaitu haram serta dosa besar terkadang membawa terhadap kufur, jika adamus tsiqoh itu sebabnya tidak percaya terhadap janji allah ta’ala dan tanggungan allah ta’ala atau membolehkan allah ta’ala ingkar janji atau tidak kuasa menyampaikan rizki kepadanya.

Lawannya adamus tsiqoh adalah at tawakkul maka itu wajib taat batin, hakikatnya tawaqul yaitu kuat memegang hati dan percaya terhadap tanggungan allah ta’ala serta baik sangka dan yakin bahwa allah ta’ala itu tidak akan ingkar janji dan berkuasa mendatangkan rizki walaupun tidak dengan sebab serta mengetahui bahwa rizki yang ditanggung itu kekuatan bada yaitu yang dinamakan rizki madmun artinya yang dimaksud, yang dimaksud dengan tawakkul yaitu yakin tidak ragu-ragu lagi pasti datang kepada kita.

Adapun semua asbab seperti harta dan benda dan makanan dan yang lainnya, maka yaitu tidak dimaksud dan tidak ditanggung oleh allah ta’ala, oleh sebab itu jadi senang hatinya mengerjakan ibadah walaupun tidak ada sebab rizki pada dirinya.

18 SUUDZ DZON BINASI
Yakni buruk sangka kepada manusia maka yaitu haram. Hakikatnya suudzdzon yaitu menyangka ada satu sifat keburukan pada seseorang yang tidak kelihatan oleh matanya atau kedengaran oleh telinganya hanya menyangka saja maka yaitu haram.

Lawannya suudzdzon yaitu husnudzdzon yakni baik sangak terhadap orang maka yaitu wajib taat batin sekedar nolak su udzdzon, hakikatnya husnudzon yaitu berprasangka baik kepada semua orang disemua kelakuannya dan omongannya walaupun dzohirnya buruk dan harus disangka baik saja selagi belum yakin seperti sudah kelihatan oleh mata.

19 TULUL AMAL
Artinya panjang cita-cita maka yaitu haram jumlah maksiat batin dan sangat buruk akan membawa terhadap semua keburukan akan menghalangi ibadah dan membawa kepada hubudunya (bermengah-megahan terhadap duniawi) dan lain-lain.

Hakikatnya tulul amal yaitu mempunyai perasaan akan hidup didalam satu jaman yang didepan walaupun sebentar seperti sejam apalagi jika ber bulan-bulan atau bertahun-tahun serta menentukan hatinya bahwa akan sampai umurnya kepada jaman itu.

Lawannya tulul amal yaitu qoshrul amal wadzikrul maut, yakni memperpendek cita-cita dan ingat terhadap maut, maka yaitu wajib taat batin sekerdar nolak tulul amal yang membawa terhadap maksiat hakikatnya qoshrul amal yaitu mempunyai perasaan akan segera mati dan tidak bercita-cita terhadap sesuatu yang akan datang kecuali mengucapkan insya allah kalau maslahat atau mengucapkan kalau ada umur.

Memperbanyak ingat mati selebihnya dari kadar nolak tulul amal itu sunah dan sangat besar faedahnya, akan tambah semangat ibadah dan akan segera bertaubat dari maksiat dan tidak suka terhadap dunia dan yang lainnya dan akan cinta keapda allah ta’ala.

Cinta terhadap allah ta’ala yaitu setengah dari taat batin, hakikatnya cinta terhdap allah yaitu dekat hatinya keapda allah dan sewaktu-waktu sangat cinta kepada allah itu dinamakan isyqun (suka), maka cinta keapda allah ta’ala itu wajib sekedar yang membawa keapda taat yang wajib dan yang membawa menjauhi maksiat dan membawa terhadap ridho dengan qodho allah taala dan yang membawa sabar terhadap cobaan dan sunah sekedar yang membawa mengerjakan ibadah sunah dan menjauhi yang makhruh dan yang subhat yaitu yang membawa terbukanya makrifat yang sebenar-benarnya sampai lupa terhadap semua makhluk bahkan lupa terhadap dirinya dan terbuka rahasia syariat dan rahasia ketuhanan yaitu maqom para nabi dan para wali-wali dan yaitu akhir yang dimaksud oleh semua ahli tariqah shufiyah wallahualam bishoab.

Nah teman-teman untuk pembahasannya sampai disini dulu ya, semoga bermanfaat dan silahkan bagikan artikel ini kepada teman sekitar agar mereka juga tahu, akhir kata kami ucapkan wasalam.





Share on Facebook
Share on Twitter
Tags :

Related : Ilmu Tasawuf | Larangan Hati Atau Maksiat Batin